Hosea
adalah teman sezaman dengan Amos yang lebih muda, Hosea bernubuat bahwa pada
masa akhir nanti Israel akan kembali mencari Daud dan kemudian akan bergabung
dengan dengan Yehuda dan mengakui Daud sebagai rajanya. Hosea adalah anak Beeri
yang berasal dari suku Yehuda. Hosea yang artinya adalah “Keselamatan ada pada
Tuhan” atau “Tuhan adalah keselamatan” merupakan seorang Nabi di Israel pada
abad ke-8 SM yang tampil sesudah Nabi Amos. Dia adalah salah satu dari dua
belas Nabi dalam kitab sucu Ibrani atau Perjanjian Lama. Nabi Hosea tinggal di
Israel, Kerajaan Utara dan ia bernubuat selama kira-kira 50 tahun.[1]
LATAR
BELAKANG KEHIDUPAN HOSEA
Hosea
berada dalam sebuah masa di mana bangsa Israel sedang mengalami kekacauan
akibat tidak mengandalkan Tuhan. Ia berada pada masa tahta kerajaan Asyur
sedang direbut oleh seorang yang bernama Tiglath-Pileser III. Zaman kemakmuran raja
Yerobeam
pun berubah menjadi zaman kekecewaan. Dalam situasi seperti ini Israel justru
tidak mengandalkan Tuhan tetapi mengandalkan kekuatan bangsa lain dengan cara
bersekutu dengan Asyur. Ia juga hidup dan melihat bagaimana bangsa Israel
dikalahkan dan dibuang setelah penyerangan bangsa Asyur yaitu pada masa 722
Sebelum Masehi. Israel mengalami kemakmuran dan kemenangan ketika berada
dibawah pemerintahan Yorebeam II. Yorebeam II memerintah selama 41 tahun.
Namun, di balik kemakmuran dan kemenangan tersebut terdapat korupsi dan
kemerosotan spiritual merajalela. Hal ini menyebabkan keadaan ekonomi dan moral
bangsa Israel semakin memburuk. Keadaan tersebut membuka jalan pada kejatuhan
Israel. Selain itu, realitas sosial yang terjadi pada saat itu juga
tidak cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan penekanan baik oleh pemilik tanah
juga raja
kepada petani. Hal ini menyebabkan para petani melakukan migrasi
dari peternakan ke kota.[2]
SEJARAH
KEHIDUPAN HOSEA
Selama
pelayanan Hosea sebagai Nabi, Kerajaan Utara sedang mangalami kemakmuran yang
sangat besar dan perluasan wilayahnya. Ini disebabkan oleh kemerosotan Aram dan
Moab yang mengakibatkan kerajaan Utara dapat menguasai sebagian besar jalur
perdagangan timur-barat di kawasan tersebut. kemakmuran inilah yang
mengakibatkan turunnya moral dan rohani. Materialisme memikat hati banyak orang
dan dosapun mulai masuk dalam setiap aspek kehidupan. Dosa-dosa tersebut dapat
dilihat seperti mencuri, membunuh, mabuk, penipuan, dusta, dan perzinahan.
Kerajaan
itu juga tidak taan kepada Tuhan. Mereka menyembah ilah-ilah lain dan melupakan
Tuhan. Mereka membuat patung emas untuk menyembah kepada dewa Baal. Dalam
seperti itulah, Allah mengutus hambaNya, Hosea, untuk memperingatkan bangsa itu
agar berbalik kepada Tuhan. Hosea menyampaikan pesan Tuhan kepada orang-orang
di Israel, pada masa yang sulit sebelum kerajaan itu jatuh pada tahun 721 SM.
Ia sangat prihatin memikirkan keadaan orang Israel, terutama karena mereka
menyembah berhala dan tidak setia kepada Tuhan.
Kehidupan
Hosea sangat menarik karena kehidupannya merupakan cerminan hubungan Allah
dengan Israel. Pada awal pelayanan Hosea, Allah memerintahkan Nabi Hosea untuk
mengawini wanita sundal dan memperanakkan anak-anak sundal. Hal ini menunjukkan
kehidupan umat Isreal yang waktu itu talah “bersundal” dengan membelakangi
Allah. Umat Israel telah meninggalkan Allah dan menyembah kepada dewa Baal.
Pada
awal pernikahan Nabi Hosea dengan Gomer binti Diblaim, Tuhan memberi mereka
seorang anak dan menamakan bayi itu Yizreel. Penamaan anak Hosea pun merupakan
gambaran kondisi bagaimana hubungan umat Israel dengan Allah. Nama Yizreel
sebenarnya menunjukkan kepada suatu
lembah yang dijaikan sebagai tempat tinggal raja Israel Utara. Di Hosea
1:4-5, Allah berfirman: berilah nama Yizreel kepada anak itu, sebab sedikit
waktu lagi maka Aku akan menghukum keluarga Yehu karena hutang darah Yizreel
dan Aku akan mengakhiri pemerintahan kaum Israel. Maka pada waktu itu Aku akan
mematahkan busur panah Israel dilembah Yizreel. Nama ini berarti untuk
menyatakan bahwa Allah akan segera menghukum keluarga Yehu, yaitu raja Israel
Utara, dan pemerintahannya akan berakhir.
Setelah
kelahiran Yizreel, Hosea melihat perubahan pada diri Gomer. Dia menjadi tidak
tenang dan tidak bahagia. Ketika Hosea pergi berkhotbah dan berusaha mendorong
bangsa Israel untuk kembali dan percaya kepada Tuhan untuk keselamatan, Gomer
semakin kurang tertarik dalam pelayanan Hosea. Dia mulai mencari kesibukan lain
dan menghabiskan lebih banyak waktu di luar rumah. Ketidakhadiran Gomer dirumah
menumbuhkan kecurigaan tentang ketidak setiaan pada Hosea. Hal ini terlihat
ketika Gomer mengandung lagi dan Hosea yakin kalau anak itu bukan darinya.
Walaupun Hosea mengatahui hal tersebut, kasih Hosea kepada Gomer tidak berubah
dan dengan arahan Tuhan, dia menamakanny, Lo-Ruhama, yang berarti tidak
dikasihi. Penamaan anak kedua inipun terkait dengan ketersesatan Israel dari
kasih Tuhan dan mereka tidak lagi dikasiho dan diampuni oleh Tuhan (Hos 1:6).
Tidak
lama setelah itu, Gomer mengandung lagi dan melahirkan seorang bayi laki-laki.
Tuhan menyuruh Hosea menamakannya Lo-Ami yang berarti bukan umatku. Untuk
menunjukkan bahwa umat Israel tidak lagi berstatus sebagai umat Allah dan Allah
telah menolak mereka untuk menjadi umatNya (Hos 1:8-9). Kelahiran bayi juga
menunjukkan dosa yang dilakukan Gomer bahwa anak yang dilahirkan di rumah Hosea
juga bukanlah anaknya.
Suatu
ketika, Gomer meninggalkan Hosea dan pergi dengan kekasihnya yang lain kerena mereka
menjanjikan hal yang lebih berlimpah. Hosea mencoba menghentikannya beberapa
kali namun tetap saja pergi. Suatu kali, Hosea membawanya kembali dan
mengampuninya. Namun, pertobatannya hanya berlangsung singkat dan dia bersundal
lagi dengan kekasih barunya. Walaupun Gomer bertindak seperti itu, Hosea tetap
menatikannya pulang dan dengan setia menunggu Gomer kembali sebagai istrinya
yang setia. Dia percaya Tuhan bisa melakukannya. Suatu hari, ia mendengar
berita bahwa Gomer telah dibuang oleh kekasihnya. Gomer telah menjual istrinya
kedalam perbudakan. Hosea ingin melupakannya tapi ia tidak bisa.
Tuhan
berfirman: Pergilah lagi, cintailah perempuan yang sundal yang suka bersundal
dan berzinah, seperti juga Tuhan mencintai orang Israel sekalipun mereka
berpaling kepada allah-allah lain dan menyukai kue kismis. Lalu Hosea
membawanya dari perbudakan dengan 15 shikal perak dan 13 homer jelai. Kemudian
dia berkata kepadanya, “lama engkau harus diam pada ku dengan tidak bersundal
dan dengan tidak menjadi kepunyaan seorang laki-laki; juga kau ini tidak akan
bersetubuh dengan engkau” (Hos 3:3). Dia membayarnya, membawanya kerumah, dan
mengembalikan kedudukannya sebagai istri. Hosea tetap mengasihi Gomer walaupun
ia seorang pezinah.
Nabi
Hosea diutus Allah untuk memberitakan firman Allah bukan hanya melalui
perkataan dan pengajarannya, tetapi dia juga bersedia menjadikan kehidupan
pribadinya untuk terlibat secara total. Kehidupan Hosea bukan merupakan
kehidupan seorang biasa karena melalui hidupnya, Allah ingin menyatakan bahwa
dia Allah yang tetap mengasihi dan setia kepada umatNya. Kehidupan pribadi dari
nabi Hosea dipakai oleh Allah untuk menunjukkan situasi dan kehidupan umat
Israel yang membelakangi Allah.[3]
KESIMPULAN
Hubungan
perkawinan Hosea sendiri memberikan gambaran yang jelas mengenai hubungan
antara Allah dan Israel. Allah mengasihi Israel dan bahkan pada waktu mereka
meninggalkan Dia dan menyembah dewa-dewa lain, Allah masih mengasihi mereka dan
rindu untuk memulihkan mereka menjadi umat-Nya kembali. Oleh karena penderitaan
yang dialaminya, Hosea dapat menjelaskan betapa Allah menderita karena
kasih-Nya kepada umat yang tidak setia. Oleh karena itu, Hosea menyerang
penyembahan berhala yang dilakukan oleh orang Israel dan memanggil mereka untuk
bertobat serta kembali menyembah Allah yang mengasihi mereka dan yang dengan
penuh sukacita akan mengampuni mereka serta memulihkan mereka.
[1] Pdt. Dr. S.M. Siahaa, Pengharapan Mesias dalam Perjanjian Lama,
(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1990). 19.
[2]
https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Hosea
[3] https://www.scribd.com/doc/58240089/Biografi-Hosea
Oleh: Simon Andreas Silitonga sebagai tugas mata kuliah Introduksi Perjanjian Lama
Oleh: Simon Andreas Silitonga sebagai tugas mata kuliah Introduksi Perjanjian Lama