Minggu, 25 Maret 2018

Sejarah Kehidupan Hosea

PENDAHULUAN
Hosea adalah teman sezaman dengan Amos yang lebih muda, Hosea bernubuat bahwa pada masa akhir nanti Israel akan kembali mencari Daud dan kemudian akan bergabung dengan dengan Yehuda dan mengakui Daud sebagai rajanya. Hosea adalah anak Beeri yang berasal dari suku Yehuda. Hosea yang artinya adalah “Keselamatan ada pada Tuhan” atau “Tuhan adalah keselamatan” merupakan seorang Nabi di Israel pada abad ke-8 SM yang tampil sesudah Nabi Amos. Dia adalah salah satu dari dua belas Nabi dalam kitab sucu Ibrani atau Perjanjian Lama. Nabi Hosea tinggal di Israel, Kerajaan Utara dan ia bernubuat selama kira-kira 50 tahun.[1]
LATAR BELAKANG KEHIDUPAN HOSEA
Hosea berada dalam sebuah masa di mana bangsa Israel sedang mengalami kekacauan akibat tidak mengandalkan Tuhan. Ia berada pada masa tahta kerajaan Asyur sedang direbut oleh seorang yang bernama Tiglath-Pileser III. Zaman kemakmuran raja Yerobeam pun berubah menjadi zaman kekecewaan. Dalam situasi seperti ini Israel justru tidak mengandalkan Tuhan tetapi mengandalkan kekuatan bangsa lain dengan cara bersekutu dengan Asyur. Ia juga hidup dan melihat bagaimana bangsa Israel dikalahkan dan dibuang setelah penyerangan bangsa Asyur yaitu pada masa 722 Sebelum Masehi. Israel mengalami kemakmuran dan kemenangan ketika berada dibawah pemerintahan Yorebeam II. Yorebeam II memerintah selama 41 tahun. Namun, di balik kemakmuran dan kemenangan tersebut terdapat korupsi dan kemerosotan spiritual merajalela. Hal ini menyebabkan keadaan ekonomi dan moral bangsa Israel semakin memburuk. Keadaan tersebut membuka jalan pada kejatuhan Israel. Selain itu, realitas sosial yang terjadi pada saat itu juga tidak cukup baik. Hal ini dibuktikan dengan penekanan baik oleh pemilik tanah juga raja kepada petani. Hal ini menyebabkan para petani melakukan migrasi dari peternakan ke kota.[2]
SEJARAH KEHIDUPAN HOSEA
Selama pelayanan Hosea sebagai Nabi, Kerajaan Utara sedang mangalami kemakmuran yang sangat besar dan perluasan wilayahnya. Ini disebabkan oleh kemerosotan Aram dan Moab yang mengakibatkan kerajaan Utara dapat menguasai sebagian besar jalur perdagangan timur-barat di kawasan tersebut. kemakmuran inilah yang mengakibatkan turunnya moral dan rohani. Materialisme memikat hati banyak orang dan dosapun mulai masuk dalam setiap aspek kehidupan. Dosa-dosa tersebut dapat dilihat seperti mencuri, membunuh, mabuk, penipuan, dusta, dan perzinahan.
Kerajaan itu juga tidak taan kepada Tuhan. Mereka menyembah ilah-ilah lain dan melupakan Tuhan. Mereka membuat patung emas untuk menyembah kepada dewa Baal. Dalam seperti itulah, Allah mengutus hambaNya, Hosea, untuk memperingatkan bangsa itu agar berbalik kepada Tuhan. Hosea menyampaikan pesan Tuhan kepada orang-orang di Israel, pada masa yang sulit sebelum kerajaan itu jatuh pada tahun 721 SM. Ia sangat prihatin memikirkan keadaan orang Israel, terutama karena mereka menyembah berhala dan tidak setia kepada Tuhan.
Kehidupan Hosea sangat menarik karena kehidupannya merupakan cerminan hubungan Allah dengan Israel. Pada awal pelayanan Hosea, Allah memerintahkan Nabi Hosea untuk mengawini wanita sundal dan memperanakkan anak-anak sundal. Hal ini menunjukkan kehidupan umat Isreal yang waktu itu talah “bersundal” dengan membelakangi Allah. Umat Israel telah meninggalkan Allah dan menyembah kepada dewa Baal.
Pada awal pernikahan Nabi Hosea dengan Gomer binti Diblaim, Tuhan memberi mereka seorang anak dan menamakan bayi itu Yizreel. Penamaan anak Hosea pun merupakan gambaran kondisi bagaimana hubungan umat Israel dengan Allah. Nama Yizreel sebenarnya menunjukkan kepada suatu  lembah yang dijaikan sebagai tempat tinggal raja Israel Utara. Di Hosea 1:4-5, Allah berfirman: berilah nama Yizreel kepada anak itu, sebab sedikit waktu lagi maka Aku akan menghukum keluarga Yehu karena hutang darah Yizreel dan Aku akan mengakhiri pemerintahan kaum Israel. Maka pada waktu itu Aku akan mematahkan busur panah Israel dilembah Yizreel. Nama ini berarti untuk menyatakan bahwa Allah akan segera menghukum keluarga Yehu, yaitu raja Israel Utara, dan pemerintahannya akan berakhir.
Setelah kelahiran Yizreel, Hosea melihat perubahan pada diri Gomer. Dia menjadi tidak tenang dan tidak bahagia. Ketika Hosea pergi berkhotbah dan berusaha mendorong bangsa Israel untuk kembali dan percaya kepada Tuhan untuk keselamatan, Gomer semakin kurang tertarik dalam pelayanan Hosea. Dia mulai mencari kesibukan lain dan menghabiskan lebih banyak waktu di luar rumah. Ketidakhadiran Gomer dirumah menumbuhkan kecurigaan tentang ketidak setiaan pada Hosea. Hal ini terlihat ketika Gomer mengandung lagi dan Hosea yakin kalau anak itu bukan darinya. Walaupun Hosea mengatahui hal tersebut, kasih Hosea kepada Gomer tidak berubah dan dengan arahan Tuhan, dia menamakanny, Lo-Ruhama, yang berarti tidak dikasihi. Penamaan anak kedua inipun terkait dengan ketersesatan Israel dari kasih Tuhan dan mereka tidak lagi dikasiho dan diampuni oleh Tuhan (Hos 1:6).
Tidak lama setelah itu, Gomer mengandung lagi dan melahirkan seorang bayi laki-laki. Tuhan menyuruh Hosea menamakannya Lo-Ami yang berarti bukan umatku. Untuk menunjukkan bahwa umat Israel tidak lagi berstatus sebagai umat Allah dan Allah telah menolak mereka untuk menjadi umatNya (Hos 1:8-9). Kelahiran bayi juga menunjukkan dosa yang dilakukan Gomer bahwa anak yang dilahirkan di rumah Hosea juga bukanlah anaknya.
Suatu ketika, Gomer meninggalkan Hosea dan pergi dengan  kekasihnya yang lain kerena mereka menjanjikan hal yang lebih berlimpah. Hosea mencoba menghentikannya beberapa kali namun tetap saja pergi. Suatu kali, Hosea membawanya kembali dan mengampuninya. Namun, pertobatannya hanya berlangsung singkat dan dia bersundal lagi dengan kekasih barunya. Walaupun Gomer bertindak seperti itu, Hosea tetap menatikannya pulang dan dengan setia menunggu Gomer kembali sebagai istrinya yang setia. Dia percaya Tuhan bisa melakukannya. Suatu hari, ia mendengar berita bahwa Gomer telah dibuang oleh kekasihnya. Gomer telah menjual istrinya kedalam perbudakan. Hosea ingin melupakannya tapi ia tidak bisa.
Tuhan berfirman: Pergilah lagi, cintailah perempuan yang sundal yang suka bersundal dan berzinah, seperti juga Tuhan mencintai orang Israel sekalipun mereka berpaling kepada allah-allah lain dan menyukai kue kismis. Lalu Hosea membawanya dari perbudakan dengan 15 shikal perak dan 13 homer jelai. Kemudian dia berkata kepadanya, “lama engkau harus diam pada ku dengan tidak bersundal dan dengan tidak menjadi kepunyaan seorang laki-laki; juga kau ini tidak akan bersetubuh dengan engkau” (Hos 3:3). Dia membayarnya, membawanya kerumah, dan mengembalikan kedudukannya sebagai istri. Hosea tetap mengasihi Gomer walaupun ia seorang pezinah.
Nabi Hosea diutus Allah untuk memberitakan firman Allah bukan hanya melalui perkataan dan pengajarannya, tetapi dia juga bersedia menjadikan kehidupan pribadinya untuk terlibat secara total. Kehidupan Hosea bukan merupakan kehidupan seorang biasa karena melalui hidupnya, Allah ingin menyatakan bahwa dia Allah yang tetap mengasihi dan setia kepada umatNya. Kehidupan pribadi dari nabi Hosea dipakai oleh Allah untuk menunjukkan situasi dan kehidupan umat Israel yang membelakangi Allah.[3]
 KESIMPULAN
Hubungan perkawinan Hosea sendiri memberikan gambaran yang jelas mengenai hubungan antara Allah dan Israel. Allah mengasihi Israel dan bahkan pada waktu mereka meninggalkan Dia dan menyembah dewa-dewa lain, Allah masih mengasihi mereka dan rindu untuk memulihkan mereka menjadi umat-Nya kembali. Oleh karena penderitaan yang dialaminya, Hosea dapat menjelaskan betapa Allah menderita karena kasih-Nya kepada umat yang tidak setia. Oleh karena itu, Hosea menyerang penyembahan berhala yang dilakukan oleh orang Israel dan memanggil mereka untuk bertobat serta kembali menyembah Allah yang mengasihi mereka dan yang dengan penuh sukacita akan mengampuni mereka serta memulihkan mereka.


[1] Pdt. Dr. S.M. Siahaa, Pengharapan Mesias dalam Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1990). 19.
[2] https://id.wikipedia.org/wiki/Kitab_Hosea
[3] https://www.scribd.com/doc/58240089/Biografi-Hosea

Oleh: Simon Andreas Silitonga  sebagai tugas mata kuliah Introduksi Perjanjian Lama