Menurut tafsiran Kejadian 6:3 yang dapat dipercaya,
bersama dengan 1 Petrus 3 :20, sewaktu Nuh berusia 4S0 thn, Allah
memberitahukan kepadanya, bahwa Dia akan memusnahkan manusia dari muka bumi,
tapi Dia akan memberikan periode anugerah selama 120 tahun. Waktu itu Nuh harus
membangun bahtera yang di dalamnya Nuh akan menyelamatkan keluarganya yang
terdekat, dan hewan pilihan yg mewakili hewan lainnya (Kejadian 6:13-22).
Mungkin sekali pada waktu itulah Nuh berkhotbah, tapi tidak ada pertobatan maka
air bah datang dan memusnahkan semuanya, kecuali Nuh dan ketiga anaknya dengan
istri masing-masing (Kejadian 7:7; 1 Petrus 3:20). Seusai air bah, Nuh yang
mungkin sekali petani sebelumnya, membuat kebun anggur (Kejadian 9:20, yang
dapat diterjemahkan 'Nuh, orang petani itu, membuat kebun anggur'). Nuh mabuk
dan berkelakuan tidak senonoh di dalam kemahnya. Ham melihat ayahnya telanjang,
memberitahukannya kepada kedua saudaranya, yang menutupinya dcngan sehelai
kain. Mungkin sekali Kanaan, anak Ham, berbuat sesuatu yang tidak sopan
terhadap kakeknya, sebab Nuh mengutuknya sesudah dia sadar dari mabuknya
(Kejadian 9:20-27: lihat artikel HAM, di bawah).
Nabi Nuh mempunyai tiga
anak lelaki : Sem, Ham dan Yafet (Kejadian 5:32; 9:18-19; 10:1), yang lahir
sebelum air bah, dan yang menemani dia masuk ke dalam bahtera. Sesudah air bah mereka
tersebar ke seluruh
negeri (Kejadian
9:19).
Pilihan Allah untuk
keselamatan
Empat puluh hari
empat puluh malam lamanya air bah itu turun; air itu naik dan
mengangkat bahtera itu, sehingga melampung tinggi dari bumi (Kejadian 7:17). Air bah ialah luapan
air yang ditimbulkan Allah pada zaman Nuh untuk memusnahkan segala-galanya dari
muka bumi, kecuali kelompok kecil yang terpilih. Peristiwa itu ditulis dalam Kejadian 6-8.
Kata yang dipakai dalam PL untuk menerangkan peristiwa ini ialah מַבּוּל -
MABUL, beberapa ahli menafsirkan kata ini berasal dari kata יָבַל - YABAL, yang
bermakna mengalir. Di luar cerita dalam Kejadian 6-11 kata ini hanya terdapat
dalam Mazmur 29:10, dan karena itu harus diterima artinya sebagai air meluap
secara besar-besaran, seperti yang dibicarakan dalam Kitab Kejadian. Dan air bah surut setelah seratus lima puluh hari lamanya
(Kej. 8:3).
Isi Bahtera Nuh
Delapan orang diselamatkan dalam bahtera itu, yaitu
Nuh beserta ketiga anaknya Sem, Ham dan Yafet.
dan keempat istri mereka (Kejadian 6: 18: 7:7. 13: 2; Petrus 2:5). Di dalam
bahtera Nuh juga diisi pasangan binatang
jantan dan betina dari tiap jenis
binatang, termasuk binatang haram (Kejadian
6:19-20; 7:8-9, 14-15), namun ada tambahan 12 ekor binatang: 6 ekor jantan dan 6 ekor betina dari yang
tahir dan menurut dugaan binatang itu untuk makanan dan korban persembahan (7:2-3). Makanan untuk semua
penghuni bahtera ini disimpan juga dalam kapal. Tak ada disebut mengenai
binatang-binatang laut.
Turunnya air bah
Tatkala Nuh dengan keluarganya sudah masuk di dalam
bahtera itu. Allah menutupnya di belakang Nuh (7: 16). lalu mencurahkan air ke
bumi. Air ini datang dalam bentuk hujan (7:4. 12) dan dengan kekuatan yg
demikian rupa sehingga Alkitab mengatakan, 'terbukalah tingkap-tingkap di
langit' (7:11), suatu kiasan yang berbicara banyak. Permukaan air naik juga
dari bawah, seperti dilukiskan dalam ungkapan 'terbelah segala mata air
samudera air (tehomi yg dahsyat' (7:11), tapi ini mungkin hanyalah ungkapan kiasan,
seperti yg diisyaratkan oleh pemakaian kata tehom, yg biasanya terdapat dalam
syair, jadi tidak ada gunanya mencari gejala-gejala geologi dalam ungkanan ini.
Surutnya Air bah
Allah mengingat Nuh di dalam bahtera dan Allah membuat air
terus-menerus surut, sampai bahtera itu kandas di atas pegunungan
Ararat (8:4). Untuk mengetahui apakah sudah aman untuk keluar dari bahtera terlebih dahulu dilepaskan oleh Nuh
seekor burung gagak dan burung
tersebut tidak kembali lagi mungkin mendapat
daging bangkai sebagai makanan. dan bertengger di atas atap bahtera itu (8:7).
Kemudian Nuh melepaskan burung
merpati dua kali. Burung merpati kedua membawa kembali
sehelai daun zaitun, yang menandakan bahwa air sudah surut. Daratan menjadi kering, sudah tersedia cukup makanan bagi semua
binatang itu (8:8-11). Ketiga kalinya dilepaskan burung merpati tapi tidak
kembali lagi (8:12). maka ia menganggap sudah waktunya untuk keluar dari
bahtera. dan hal ini diperintahkan Allah kepadanya. Lalu Nuh mempersembahkan
korban bakaran dari setiap binatang dan burung yang tahir dan Allah bersumpah tidak akan
mendatangkan air bah lagi.
(8:21: Yesaya 54:9). Kemudian Allah memberkati Nuh dan anak-anaknya (9:1) dan
mengokohkannya dalam suatu perjanjian (9:11 ), dan tandanya adalah pelangi yang
kelihatan di awan-awan (9:13- 17).
Kesimpulan
Itulah sejarah singkat tentang peristiwa air bah dan
kisah Nabi Nuh. Allah telah berjanji bahwa hal yang sama tidak akan terjadi
untuk kedua kalinya. Kita harus ingat, peristiwa munculnya pelangi sehabis peristiwa air bah mengingatkan
kita bahwa karakter Kristus dan kasih Allah masih dapat kita rasakan hingga saat
ini. Sebagai umat Kristen, kita pun harus juga menjadi anak-anak Tuhan
yang baik, yang taat pada perintah-Nya. Tujuannya agar Tuhan tidak lagi murka
kepada manusia di bumi.
Daftar
Putaka
Browning
W.R.F,Kamus Alkitab,(Jakarta : BPK
Gunung Mulia,2017)
De
HEER J. J,Nama-nama pribadi dalam
Alkitab,(Jakarta : BPK Gunung Mulia, 1983)
Sumber :
http://www.sarapanpagi.org/nuh-sem-ham-yafet-vt325.com
Walker D. F,Konkordasi Alkitab, (Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2004)